M a k a l a h
Sejarah dan Perkembangan Antropologi
Dosen : Luci Riani Ginting,
SKM
Di susun oleh :
PRASIANTO
PURBA
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN
MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN MEDISTRA
LUBUK PAKAM
2012
Sejarah Dan
Perkembangan Antropologi
Seperti halnya Sosiologi, Antropologi sebagai sebuah ilmu juga mengalami tahapan-tahapan dalam perkembangannya.
Koentjaraninggrat menyusun perkembangan ilmu Antropologi menjadi empat fase sebagai berikut:
FASE PERTAMA (SEBELUM TAHUN 1800-AN)
Sekitar abad ke-15-16, bangsa-bangsa di Eropa mulai berlomba-lomba untuk menjelajahi dunia. Mulai dari Afrika, Amerika, Asia, hingga ke Australia. Dalam penjelajahannya mereka banyak menemukan hal-hal baru. Mereka juga banyak menjumpai suku-suku yang asing bagi mereka. Kisah-kisah petualangan dan penemuan mereka kemudian mereka catat di buku harian ataupun jurnal perjalanan. Mereka mencatat segala sesuatu yang berhubungan dengan suku-suku asing tersebut. Mulai dari ciri-ciri fisik, kebudayaan, susunan masyarakat, atau bahasa dari suku tersebut. Bahan-bahan yang berisi tentang deskripsi suku asing tersebut kemudian dikenal dengan bahan etnogragfi atau deskripsi tentang bangsa-bangsa.
Bahan etnografi itu menarik perhatian pelajar-pelajar di Eropa. Kemudian, pada permulaan abad ke-19 perhatian bangsa Eropa terhadap bahan-bahan etnografi suku luar Eropa dari sudut pandang ilmiah, menjadi sangat besar. Karena itu, timbul usaha-usaha untuk mengintegrasikan seluruh himpunan bahan etnografi.
FASE KEDUA
(TAHUN 1800-AN)
Pada fase ini, bahan-bahan etnografi tersebut telah disusun menjadi karangan-karangan berdasarkan cara berpikir evolusi masyarakat pada saat itu. masyarakat dan kebudayaan berevolusi secara perlahan-lahan dan dalam jangka waktu yang lama. Mereka menganggap bangsa-bangsa selain Eropa sebagai bangsa-bangsa primitif yang tertinggal, dan menganggap Eropa sebagai bangsa yang tinggi kebudayaannya
Pada fase ini, Antopologi bertujuan akademis, mereka mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif dengan maksud untuk memperoleh pemahaman tentang tingkat-tingkat sejarah penyebaran kebudayaan manusia.
FASE KETIGA (AWAL ABAD KE-20)
Pada fase ini, bahan-bahan etnografi tersebut telah disusun menjadi karangan-karangan berdasarkan cara berpikir evolusi masyarakat pada saat itu. masyarakat dan kebudayaan berevolusi secara perlahan-lahan dan dalam jangka waktu yang lama. Mereka menganggap bangsa-bangsa selain Eropa sebagai bangsa-bangsa primitif yang tertinggal, dan menganggap Eropa sebagai bangsa yang tinggi kebudayaannya
Pada fase ini, Antopologi bertujuan akademis, mereka mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif dengan maksud untuk memperoleh pemahaman tentang tingkat-tingkat sejarah penyebaran kebudayaan manusia.
FASE KETIGA (AWAL ABAD KE-20)
Pada fase ini, negara-negara di Eropa berlomba-lomba membangun koloni di benua lain seperti Asia, Amerika, Australia dan Afrika. Dalam rangka membangun koloni-koloni tersebut, muncul berbagai kendala seperti serangan dari bangsa asli, pemberontakan-pemberontakan, cuaca yang kurang cocok bagi bangsa Eropa serta hambatan-hambatan lain. Dalam menghadapinya, pemerintahan kolonial negara Eropa berusaha mencari-cari kelemahan suku asli untuk kemudian menaklukannya. Untuk itulah mereka mulai mempelajari bahan-bahan etnografi tentang suku-suku bangsa di luar Eropa, mempelajari kebudayaan dan kebiasaannya, untuk kepentingan pemerintah kolonial.
Pada fase ini, Antropologi berkembang secara pesat. Kebudayaan-kebudayaan suku bangsa asli yang di jajah bangsa Eropa, mulai hilang akibat terpengaruh kebudayaan bangsa Eropa.
Pada masa ini pula terjadi sebuah perang besar di Eropa, Perang Dunia II. Perang ini membawa banyak perubahan dalam kehidupan manusia dan membawa sebagian besar negara-negara di dunia kepada kehancuran total. Kehancuran itu menghasilkan kemiskinan, kesenjangan sosial, dan kesengsaraan yang tak berujung.
Namun pada saat itu juga, muncul semangat nasionalisme bangsa-bangsa yang dijajah Eropa untuk keluar dari belenggu penjajahan. Sebagian dari bangsa-bangsa tersebut berhasil mereka. Namun banyak masyarakatnya yang masih memendam dendam terhadap bangsa Eropa yang telah menjajah mereka selama bertahun-tahun.
Proses-proses perubahan tersebut menyebabkan perhatian ilmu antropologi tidak lagi ditujukan kepada penduduk pedesaan di luar Eropa, tetapi juga kepada suku bangsa di daerah pedalaman Eropa seperti suku bangsa Soami, Flam dan Lapp.
Sejarah Perkembangan Antropologi
Disiplin antropologi merupakan
peradapan barat.Dari lembaga-lembaga antropologi etnografi,lahirlah ANTROPOLOGI
untuk pertama kali (koentjaraningrat 1987 : 27-28).Misalnya,lembaga Society
Etnogiqui (Paris) 1839 oleh M.Edwards,The Etnological Society (London)
oleh T.Hodgokin (anti perbudakan .Tujuan lembaga tersebut sebagai pusat
pengumpulan dan studi bahan etnografi yang berasal dari banyak kebudayaan di
dunia.Dua puluh lima tahun kemudian (1874) di London diterbitkan buku Notes and
Queries in Anthropologi yang dipergunakan untuk menyusun pedoman dalam
pengumpulan etnografi secara teliti.
Etnografi (ilmu tentang
bangsa-bangsa) resmi diakui dunia tahun 1884 dengan diadakannya mata
kuliah etnologi di universitas Oxford,inggris dengan E.B Tylor (ahli
arkeologi peradaban yunani dan romawi kuno) sebagai dosen pertama. Di
amerika serikat,etnologi resmi diakuidengan dibukanya Department of archeology
and ethnologi di universitas Harvard tahun 1888.Dalam perkembamgannya ,lembaga
etnologi di amerika terdesak dengan istilah antropologi sebagai ilmu tentang
manusia dalam segala aspeknya,baik fisik maupun budayanya dari manusia dahulu
sampai sekarang (koentjaraningrat 1987 : 29).
Lewis H Morgan (1818-1881) adalah
perintis dan pelopor yang paling berpengaruh dalam ilmu antropologi dengan
karya terbesarnya yang berjudul Ancient Society (1877) yang melukiskan proses
masyarakat dan kebudayaan melalui delapan tingkat evolusi kebudayaan yang
universal (zaman liar tua,zaman liar madya,zaman liar muda,zaman
barbar tua,zaman barbar madya,zaman barbar muda,zaman peradaban baru,zaman
perdaban masakini). Namun teori Morgan dikecam keras oleh antropolog inggris
maupun amerika,sehingga tidak diakui dunia.sedangkan di uni soviet teori Morgan
popular karena bersesuaian debgan ajaran Karl Marx dan F Engels mengenai
evolusi masyarakat manusia (koentjaraningrat 1987 : 44-45).
Yang diakui sebagai bapak
antropologi adalah Franz Boas yaitu antropolog kelahiran jerman ahli geografi
yang menulis buku The Centural Eskimo (1888). Boas pun telah meletakkan
konsepsi dasar yang sampai sekarang dianut oleh hampir seluruh universitas di
amerika serikat yaitu kesatuan dari semua ilmu tentang manusia dan
kebudayaan,yaitu ilmu paleoantropologi,antropologi fisik,arkeologi
prasejarah.etnolinguistik,dan antropologi budaya yang menjadi sub ilmu
antropologi. Boas mengatakan bahwa ada perbedaan antara pencatat dan pengumpul
bahan di daerah dan ahli pikir yang menganalisis bahan,jadi ahli etnografi yaitu
juru catat saja sedangkan sarjana etnologi mahir dalam teori-teori mengenai
seluk beluk masyarakt dan kebudayaan manusia.
Dalam buku antropologi sosial karya E.E.Evans Pritchard dijelaskan bahwa etnologi dan
antropologi sosial memiliki tujuan yang berbeda walauupun kajiannya sama.tugas
etnologi ialah mengelompokan manusia berdasarkan cirri-ciri ras dan kebudayaan
mereka dan kemudian menguraiukan tentang penyebaran pada masa ini atau masa
lalu melalui pergerakan dan percampuran manusia serta difusi kebudayaan.Sedangkan
antropolgi sosial mempunyai tugas mengkaji tingkah laku sosial umumnya dalam
bentuk yang telah dilembagakan seperti persaudaraan,sistem
kekeluargaan,organisasi politik,tatacara hubungan antara semua lembaga
tersebut. Manusia primitive ( masyarakat yang kurang maju dari kita dalam
beberapa aspek,tetapi mereka sering kali lebih maju di bidang lainnya ).Manusia
primitive (savage) inilah pada abad 18 sangat menarik perhatian para
filsafah,himgga pada abad ke 19 ahli antropolog juga meminatinya karena manusia
primitive memaparkan institusi2 di dalam bentuk yang paling
sederhana,kebudayaan yang beragam dan masyarakat primitive lebih cepat berubah
bahkan terhapus.Sistem-sistem sosial yang semakin pupus ini adalah variasi
struktur yang unik.
Sejarah Antropologi Sosial
Sejarah antropologi sosial memang
tak lepas dengan sejarah antropologi itu sendiri,pada abad ke 18 yang lahir
dari zaman Enlightenment. Di Prancis sejarah antropologi sosial bermula dengan
munculnya tokoh Montesquieu ( 1688-1755 ) dengan bukunya yang berjudul De
L’Esprit des Lois ( 1748 ) mengenai polotik,sosial,falsafah. Setelah itu muncul
D’Alembert,Condercet,Turgot,pengikut Encyclopaedist dan Phisiocrat hingga
kepada Saint Simon ( 1760-1825 ).Saint Simon sebagai anggota Elightment
menyarankan bahwa ilmuan harus menganalisa fakta bukan konsep dalam kajian.
Selanjutnya Auguste Comte ( 1798
-1857 ) merupakan pengikut Simon namun berbeda pendapat dengannya.Comte ahli
fikir yang lebih sistematis namun tetap menanamkan disiplin ilmu kemasyarakatan
yang dirancang sebagai “sosilogi”.Jadi aliran rasionalisme falsafah perancis
mempengaruhi bidang antropologi inggris dengan kuat,terutama melalui penulisan
Durkheim dan para pengikutnya serta Levy-Bruhl yang mempunyai pemikiran sama
dengan Simon.Dua orang penulis yang telah menarik perhatian para antropolog
sosial berkenaan dengan analiasa mengenai fungsi ialah Hubert Spencer dan Emile
Durkheim.Keduanya mencoba merangkum seluruh pengetahuan manusia dan dalam
mereka mencoba membentuk suatu ilmu kemasyarakatan yang lengkap dan disebut
Super organic ( manusia merupakan suatu evolusi alami dan merupakan lanjutan
evolusi organic yang tidak dapat dihindarkan ).
Penulisan Emile Durkheim menimbulkan
pengaruh lebih tepat dan mendalam terhadap antropologi sosial Karena
teori-teori sosiologi umum yang dikemukakan dalam pengkajian mengenai
masyarakat primitive secara menyakinkan.(contoh karya ).pendapat Durkheim ;
Fakta-fakta sosial tidak dapat diterangkan dari segi psikologi individu kalau
ia berada di luar dan terpisah dari pemikiran individu tersebut.misalnya bahasa
yang merupakan sui generis.Fakta-fakta dicirikan dengan bentuk yang umum,dapat
diturunkan dan beberapa paksaan.Semua anggota masyarakat umumnya mempunyai
kebiasaan,adat istiadat,bahasa dan moral yang sama.mereka juga takhluk pada
suatu kerangka institusi politik,hukum dan ekonomi.Semua hal tersebut membentuk
suatu struktur yang dapat dikatakan stabil karena dibutuhkan dalam jangkau yang
lama dari satu generasi ke generasi selanjutnya.
Profesor Radcliffe-Brown telah
menyatakan konsep bahwa konsep fungsi yang digunakan bagi masyarakat manusia
adalah kepada analogi antara kehidupan sosial dan organic.Penekanan antropologi
fungsional terhadap konsep system sosial dan selanjutnya mengenai pentingnya pengkajian
yang sistematis tentang kehidupan sosial masyarakat primitive yang ada sekarang
bukan saja telah mimisahkan disiplin antropologi sosial dari etnografi bahkan
menggabungkan pengkajian teorikal mengenai institusi dengan pengkajian bercorak
penelitian lapangan mengenai kehidupan sosial masyarakat primitive.Pada masa
sekarang antropolog sosial mengkaji masyarakat yang mempunyai kebudayaan yang
bersejarah.apa yang dilakukan seorang antropologi sosial dapat dibagi tiga
tingkat:
Tingkat pertama: Sebagai seorang
ahli etnografi dia tinggal bersama dalam suatu masyarakat primitive dan
mempelajari cara hidup mereka.Dia mempelajari tutur kata masyarakat
itu,berfikir dari segi konsep mereka,dan merasakan apa yang mereka
rasakan.Kemudian dia akan menghidupkan kembali pengalaman secara kritis dan
menguraikan dari segi kategori konsep dan nilai budaya dan menurut pengertian
umum disiplin ilmiahnya.Dengan kata lain dai mengartikannya dari kebudayaan
kepada kebudayaan yang lain.
Tingkat Kedua: Dia akan mencoba
untuk melampaui garis literary dan impressionistic untuk mengetahi struktur
masyarakat untuk menyelidiki system fonologi dan tat bahasa tersebut.Jadi
seorang sntropolog sosial tidak ajkan merasa puas hanya dengan memperhatikan
dan menerangkan kehidupan sosial suatu masyarakat primitive itu saja tetapi akn
mencoba mengungkapkan struktur dasar masyarakat itu.
Tingkat Ketiga: Membandingkan
pola-pola tadi dengan pola-pola masyarakat lainnya.Dengan ini antropolg sosial
akan dapat memperluas pengetahuannya tentang dasar struktur tipologi
mengenai bentuk masyrakat,menentukan cirri-ciri utamanya dan sebab-sebab
mengapa terjadinya perbedaan di antara masyarakat itu.
Ketiga tingkatan tersebut berpedoman
pada antropologi sosial mengkaji masyarakat sebagai system moral atau simbolik
bukan sebagai sistem alami.
Tokoh-Tokoh Perkembangan
Antropologi Sosial
EDWARD B TYLOR
Edward B Tylor ( 1832-1917 ) adalah
orang inggris yang mendapatkan pendidikan dalam kesusaatraan dan peradaban
Yunani dan Rum Klasik,dan baru kemudian tertarik akan ilmu arkeologi.Karena ia
mendapat kesempatan untuk turut dengan keluarganya berkelana ke Afrika dan
Asia,ia tertarik untuk membaca etnografi.Buku pertama Tylor adalah Anahuac,or
Mexico and the Mexicans,Ancient and Modern ( 1861 ).Ia diangkat menjadi
gurubesar di Universitas Oxford tahun 1883.evolusionismenya dituangkan dalam
bukunya yang berjudul Researches into the Early History of Mankind.Diantara
beratus-ratus buku karyanya ada dua jilid Primitive Culture: Researches into
the Devolopment of Mythology,Philosofy,Religion,Language,Art and Custom yang ia
teliti sendiri (1874 )menjelaskan dua hal,pertama perbedaan yang tampak pada
manusia antara hal-hal yang hidup dan hal-hal yang mati dan kedua tentang
peristiwa mimpi.
LEWIS HENRY MORGAN
Lewis Henry Morgan ( 1818-1881 )
adalah seorang ahli hukum yang lama tinggal di antar suku-suku bangsa
Indian Iroquois di daerah hulu sungai St. Lawrence dan di sebelah selatan
danau-danau besar Ontario dan erie ( Negara bagian New York ) sebagai pengacara
bagi orang-orang Indian dalam soal-soal tanah.Karangan etnografi yang pertama
terbit tahun 1851 berjudul League of the Ho-de-no-Sau-nie or Iroquois.Morgan
percaya kepada konsep evolusi masyarakat,melalui karya pokok yang berjudul
Ancient Society ( 1877 ) mencoba melukiskan evolusi masyarakat dan kebudayaan
melalui delapan tingkat.evolusi yang universal ( zaman liar tua,zaman liar
madya,zaman liar muda,zaman barbar tua,zaman barbar madya,zaman barbar
muda,zaman peradaban purba,zaman peradaban masakini ).
FRANZ BOAS
Franz Boas ( 1858-1942 ) adalah
seorang ahli geografi yang berasal dari jerman.Boas melakukan ekspedisi tunggal
ke darah suku-suku bangsa Eskimo di pantai Pulau Baffinland dalam tahun 1883
hingga 1884.Bahan etnografi yang dikumpulkannya dipakai untuk mengisi buku The
Central Eskimo ( 1888 ).Fanz Boas menjadi dosen ilmu antropologi di Universitas
Columbia di New York dan dikenal sebagai Bapak Antropologi.Boas mempunyai
konsep marginal survival yaitu pertumbuhan kebudayaan menyebabkan unsu-unsur
baru yang akan mendesak unsure-unsur lam kearah pinggir.Sehingga apabila ingin
mencari unsur-unsur kuno maka tempat untuk mendapatkannya adalah di
daerah-daerah pinggir.
EMILE DURKHEIM
Emile Durkheim ( 1858-1917 ) adalah
seorang perancis yang belajar mengenai teologi untuk menjadi rabbi atau pendeta
Yahudi,kemudia pindah belajar kesusastraan perancis di suatu Lycee di
Paris.Tahun 1887 ia menjadi dosen ilmu sosiologi di Universitas Bordeaux,dan
menulis buku tentang pembagian kerja dalam masyarakat yang berjudul De la
Divisison du Travall Social ( 1893 ),tentang masalah aturan-aturan metode
sosiologi yang berjudul Les Regles de la Methode Sociologique ( 1895 ),tentang
gejala bunuh diri yang berjudul Le Suicide.Landasan dari seluruh car berpikir
dukheim adalah pandangan mengenai suatu masyarakat yang
hidup.Manusia-manusianya disebut individu sedangkan tingkha laku mereka disebut
gejala atau fakta individual.
Contoh Kebudayaan
Kebudayaan
Minangkabau “Mandi Balimau”
Mandi balimau adalah mandi yang
niatnya membersihkan diri pada saat akan menjelang bulan puasa ramadhan, yang
lokasinya di tempat tempat air yang luas. Seperti di sungai, danau, pantai,
tetapi kebanyakan mereka melakukan di sungai. Di ikuti dari anak-anak sampai
dengan orang dewasa.
Banyak dari mereka setelah selesai
mandi balimau tersebut terkena penyakit kulit yang di sebabkan tidak bersihnya
air yang mereka pergunakan untuk mandi tersebut. Seperti gatal-gatal, alergi
yang dapat menimbulkan bentol-bentol pada tubuh mereka. Air yang mereka
pergunakan di sungai itu ialah rata-rata air sungai yang sudah tercemar oleh limbah-limbah,
dari limbah pabrik, dan limbah rumah tangga.
Sehingga
air sungai tersebut tidak layak di gunakan untk membersihkan diri. Inilah
kebudayaan yang di lakukan oleh orang-orang yang bersuku minagkabau pada setiap
tahunnya, yang kadang dari kebudayaan ini dapat menewaskan manusia pula,
seperti anak-anak tenggelam dan hanyut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar