BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Seiring dengan bertambahnya kebutuhan manusia, banyak
juga diciptakan pemuas / pemenuhan kebutuhan manusia. Untuk itu muncullah
pabrik-pabrik industry sebagai pengolah bahan mentah untuk kemudian diolah
dengan sedemikian rupa menjadi barang setengah jadi maupun barang siap pakai,
untuk selanjutnya akan dikonsumsi masyarakat. Dalam jumlah produksi yang sagat
besar tiap harinya akan menghasilkan sisa-sisa hasil dari proses pengolahan
yang tidak terpakai. Sisa-sisa inilah (limbah) bila terakumulasi dalam jangka
waktu yang lama dapat mencemari lingkungan bila tidak ada penanganan khusus.
Kemudian, masyarakat yang sebagai pelaku konsumsi pun
akan “mengeluarkan” limbah-limbah sebagai hasil penggunaan hasil barang produksi
tersebut. Limbah ini dinamakan limbah rumah tangga. Meskipun sedikit lebih
“aman”, bukan berarti dapat seenaknya saja membiarkan limbah ini dibuang begitu
saja. Karena limbah sekecil apapun bila dalam jumlah yang besar dapat
memberikan konstribusi besar dalam hal pengrusakan terhadap lingkungan. Untuk
itulah diperlukan penanganan yang tepat dalam pengolahan limbah-limbah industry
maupun limbah rumah tangga.
B. Tujuan
Pembuatan makalah ilmiah ini bertujuan untuk :
- Mengurangi pengrusakan lingkungan oleh
limbah-limbah rumah tangga
- Memberikan salah satu solusi cerdas pengolahan
limbah rumah tangga secara tegas
- Mengolah limbah rumah tangga menjadi
barang yang berdaya guna
C. Manfaat
Makalah ilmiah ini disusun, diharapkan dapat emberikan
salah satu solusi penanganan limbah rumah tangga sehingga meminimalisir
terjadinya pengrusakan lingkungan oleh limbah-limbah rumah tangga.
BAB II
Limbah dan
Seluk Beluknya
A. Apa itu limbah?
Secara umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang
dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah
tangga, industry, pertambangan, dll. Kehadiran limbah pada suatu saat
dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai
ekonomis
Oleh sebab itu, masyarakat urang menaruh perhatian
akan kedatangan limbah. Terdapat sebuah penelitian yang mengemukakan bahwa
letak septic tank, cubluk (balong), dan pembuangan sampah berdekatan dengan
sumber air tanah,
akan menyebabkan kualitas air menurun. Dari 636
sampel, 285 titik sampel sumber air tanah telah tercemar bakteri coli. Secara
kimiawi, 75 % dari smber tersebut tidak memenuh baku mutu air minum yang
parameternya dinilai dari unsure nitrat, nitrit, besi, dan mangan. ( sumber :
pengelolaan limbah industry – Prof. Tjandra Setiadi, Wikipedia )
B. Bentuk-Bentuk Limbah
Pada dasarnya limbah adalah buangan yang dihasilkan
dari suatu proses produksi baik industry maupun domestic (rumah tangga, yang
lebih dikenal dengan sampah). Limbah merupakan buangan yang berbentuk cair,
gas, dan padat. Limbah mengandung bahan kimia yang sukar untuk dihilangkan dan
berbahaya. Bahan kimia tersebut dapat member kehidupan bagi
kuman-kumannpenyebab penyakit disentri, tipus, kolera, dsb. Dengan konsentrasi
dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negative terhadap
lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan
terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung
pada jenis dan karakteristik limbah.
Berikut ini adalah karakteristik limbah :
1. Karakteristik limbah :
- berukuran mikro ataupun makro
- dinamis
- berdampak luas ( penyebarannya )
- berdampak generasi panjang ( antar generasi )
2. Faktor yang mempengaruhi kualitas
limbah
- Volume limbah
- kandungan bahan pencemar
- Frekuensi pembuangan limbah
3. Berdasarkan karakteristiknya, limbah industry
dapat digolongkan menjadi 4 jenis:
- limbah cair
- limbah padat
- limbah gas & partikel
- limbah B3 ( Bahan Berbahaya dan Beracun )
Diantara berbagai limbah diatas, jenis limbah B3
adalah limbah yang bersifat beracun atau berbahaya. Suatu limbah digolongkan
menjadi limbah B3 bila mengandung bahan berbahaya atau beracun yang sifat dan
konsentrasinya, baik langsung maupun tidak langsung dpat merusak atau
mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan manusia. Bahan limbah
yang termasuk limbah B3 antara lain adlahbahan baku yang berbahaya dan beracun
yang tidak digunakan lagi karena rusak, sisa kemasan, tumpahan, sisa proses,
dan oli bekas kapal yang memerlukan penanganan dan pengolahan khusus.
Bahan-bahan ini termasuk limbah B3 bila memiliki salah satu atau lebih
karakteristik mudah meledak, mudah terbakar, besifat reaktif, beracun,
menyebabkan infeksi, bersifat korosif , dll , yang bila diuji dengan
toksikologi dapat diketahui termasuk limbah B3.
Sedangkan limbah beracun dapat digolongkan menjadi :
a. Limbah mudah meledak
b. limbah mudah terbakar
c. limbah reaktif (
menyebabkan kebakaran )
d. limbah yang
menyebabkan infeksi karena mengandung kuman
e. limbah yang bersifat
korosif ( menyebakan iritasi )
C. Limbah Rumah Tangga dan Pemanfaatannya
Selain limbah industri, pertambangan, dsb. Limbah
rumah tangga memiliki kontribusi untuk merusak lingkungan. Limbah rumah tangga
dapat berasal dari dapur , kamar mandi, limbah bekas rumah tangga, sampah serta
kotoran manusia. Penempatan saluran drainase dan saluran limbah yang berdekatan
dengan sumber mata air dapat merembes dan mengkontaminasi air. Sehingga mutu
air tersebut menjadi tidak layak minum, serta jika tetap dikonsumsi akan
menimbulkan penyakit berbahaya. Untuk itulah diperlukan penanganan serius
terhadap limbah ini.
Limbah rumah tangga terdiri dari limbah organic dan
anorganik. Limbah organic lebih mudah terurai oleh bakteri pengurai dan
decomposer, sehingga penanganannya cukup mudah. Pemanfaatannya pun cukup
banyak, diantaranya pemuatan kompos dari sisa kulit pisang, pembuatan eskrim
dari ekstrak ikan, daur ulang kertas, dsb. Sedangkan limbah anorganik sangat
susah untuk diuraikan seperti plastic membutuhkan waktu >100 tahun untuk
terurai. Limbah anorganik mengandung senyawa-senyawa kimia berbahaya yang
justru dapat member kehidupan bagi kuman-kuman penyebab disentri, tipus, koler,
dll. Oleh karenanya jika tidak ditangani dengan serius, dapat mengganggu
stabilitas ekosistem. Untuk itulah limbah ini harus di olah dengan berbagai
cara. Misalnya dengan mendaur ulang plastic dan kaleng bekas. Dapat juga dengan
cara kreaif dengan metode TGS untuk masyarakat yang ingin memperoleh nilai
tambah ekonomis dari limbah. Contoh pemanfaatan limbah akan dibahas di bab
selanjutnya.
BAB III
Pengolahan
Limbah
A. Pengolahan limbah
Beberapa faktor yang memengaruhi kualitas limbah
adalah volume limbah, kandungan bahan pencemar, dan frekuensi pembuangan
limbah. Untuk mengatasi limbah ini diperlukan pengolahan dan penanganan limbah.
Pada dasarnya pengolahan limbah ini dapat dibedakan menjadi:
- pengolahan menurut tingkatan perlakuan
- pengolahan menurut karakteristik limbah
Untuk mengatasi berbagai limbah dan air limpasan
(hujan), maka suatu kawasan permukiman membutuhkan berbagai jenis layanan
sanitasi. Layanan sanitasi ini tidak dapat selalu diartikan sebagai bentuk jasa
layanan yang disediakan pihak lain. Ada juga layanan sanitasi yang harus
disediakan sendiri oleh masyarakat, khususnya pemilik atau penghuni rumah,
seperti jamban misalnya.
- Layanan air limbah domestik: pelayanan sanitasi
untuk menangani limbah Air kakus.
- Jamban yang layak harus memiliki akses air
besrsih yang cukup dan tersambung ke unit penanganan air kakus yang benar.
Apabila jamban pribadi tidak ada, maka masyarakat perlu memiliki akses ke
jamban bersama atau MCK.
- Layanan persampahan. Layanan ini diawali dengan
pewadahan sampah dan pengumpulan sampah. Pengumpulan dilakukan dengan
menggunakan gerobak atau truk sampah. Layanan sampah juga harus dilengkapi
dengan tempat pembuangan sementara (TPS), tempat pembuangan akhir (TPA),
atau fasilitas pengolahan sampah lainnya. Dibeberapa wilayah pemukiman,
layanan untuk mengatasi sampah dikembangkan secara kolektif oleh
masyarakat. Beberapa ada yang melakukan upaya kolektif lebih lanjut dengan
memasukkan upaya pengkomposan dan pengumpulan bahan layak daur-ulang.
- Layanan drainase lingkungan adalah penanganan
limpasan air hujan menggunakan saluran drainase (selokan) yang akan
menampung limpasan air tersebut dan mengalirkannya ke badan air penerima.
Dimensi saluran drainase harus cukup besar agar dapat menampung limpasan
air hujan dari wilayah yang dilayaninya. Saluran drainase harus memiliki
kemiringan yang cukup dan terbebas dari sampah.
- Penyediaan air bersih dalam sebuah pemukiman
perlu tersedia secara berkelanjutan dalam jumlah yang cukup. Air bersih
ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan makan, minum, mandi, dan kakus
saja, melainkan juga untuk kebutuhan cuci dan pembersihan lingkungan.
B. Pemakaian ulang Limbah RT ( reuse
house waste ) dengan metode TGS
Telah disebutkan pada subbab sebelumnya mengenai
pemanfaatan limbah RT bahwa limbah RT dari jenis limbah anorganic, bila diolah
dengan kreatif dengan metode TGS akan menghasilkan limbah yang bernilai guna.
Limbah ini seperti kaleng bekas, kotak kayu bekas, hingga pipa bekas bangunan
dapat digunakan sebagai bahan kerajinan. Bila pengolahan limbah tersebut
menerapkan metode TGS, yaitu metode Tepat, Guna, Sederhana mampu memperoleh
barang baru dengan tepat, berguna dan bermanfaat meskipun barang tsb sangat
sederhana. Dengan adanya pemakaian kembali limbah anorganik RT, dapat
mengurangi efek sampingan dari limbah.
Penggunaan limbah anorganik sangat dianjurkan sebagai
salah satu penanganan terhadap masalah pencemaran limbah. Karena limbah harus
diolah agar tidak mencemari dan membahayakan lingkungan. Pada makalah inilah,
pemakaian kembali akan dilakukan terhadap bungkus rokok untuk dijadikan asbak.
Pengolahan menggunakan metode TGS.
C. Pemanfaatan Bungkus Rokok sebagai reuse
House Waste
Bungkus rokok mudah untuk dijadikan barang daur ulang
dengan mengikuti langkah sebagai berikut :
a. Bahan dan
Alat :
1. bungkus rokok 4 buah (sama)
2. isolasi (perekat)
3. Gunting
4. karton
b. Cara pembuatan :
- Siapkan alat dan bahan diatas
- Buka tutup bungkus rokok dan satukan dengan
bungkus rokok yang lain dengan tegak lurus.
- Ulangi langkah no.2 dengan 2 bungkus rokok
lainnya
- Kuatkan dengan perekat / isolasi
- Pada alasnya diberi alas karton
Bungkus rokok diatas tepat diolah menjadi asbak yang
berguna untuk menampung abu rokok,meskipun bentuknya sangat sederhana. Walupun
sederhana, setidaknya mampu meminimalisir dampak kerugian limbah.
BAB IV
Penutup
Kesimpulan :
Limbah sebagai hasil dari suatu kegiatan dan proses
produksi, baik pada skala industri, pertambangan maupun skala rumah tangga,
mampu merusak stabilitas ekosistem, mencemari lingkungan serta memberi
kehidupan bagi kuman-kuman penyebab penyakit. Limbah rumah tangga yang notabene
dari masyarakat banyak memberi kontribusi efek negative dari pembuangan limbah
yang dibuang secara sembarangan. Senyawa-senyawa kimia yang terkandung
didalamnya sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Untuk itulah diperlukan
pengolahan atau daur ulang limbah sebagai cara untuk mangurangi resiko
pencemaran lingkungan.
Tujuan utama pengolahan limbah ialah untuk mengurangi
kandungan bahan pencemar didalam air terutama senyawa organic, padatan
tersuspensi, mikroba pathogen dan senyawa organic yang tidak dapat diuraikan
oleh mikroorganisme yang terdapat dialam. Dengan kemajuan terknologi seperti
ini, kiranya tidak terlalu susah bagi kita untuk mengupayakan pengolahan limbah
RT sendiri.
Saran :
Limbah rumah tangga yang berjenis anorganik diharap
mampu diolah kembali, meskipun dengan sederhana. Serta menerapkan penempata
limbah (sampah) dengan sesuai jenisnya, apakah limbah organic atau anorganik,
agar lebih mudah mendaur ulang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar