Informasi Terfavorit

Rabu, 12 Desember 2012

Makalah tentang Penyakit Asbestosis


BAB I
PENDAHULUAN

I.1.  Latar Belakang

Kesehatan Kerja merupakan spesialisasi dalam ilmu kesehatan atau ilmu kedokteran beserta praktenya yang bertujuan agar pekerja memperoleh derajat yang setinggi-tingginya baik fisik, mental,sosial, dengan usaha-usaha preventif dan kuratif terhadap penyakit-penyakit gangguan kesehatan yang di akibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan pekerjaan serta terhadap penyakit-penyakit umum lainnya.
          Keselamatan Kerja merupakan pengendalian secara teknis terhadap peralatan kerja, bahan, proses pengolahan, landasan tempat kerja, lingkungan kerja, dan cara melakukan pekerjaan sehingga terhindar dari kecelakaan kerja.
          Jadi Kesehatan Keselamatan Kerja merupakan mencegah timbulnya penyakit dan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
Setiap makhluk hidup memerlukan energi. Setiap makanan manusia menghasilkan energi. Energi itu berasal dari makanan. Agar sari-sari makanan itu dapat diubah menjadi energi, maka makanan harus dioksidasi. Oksidasi ini berlangsung di dalam sel. Hasil oksidasi adalah energi, dan sisa oksidasi berupa karbondioksida (CO2) dan uap air (H2O).
Dari persamaan ini, jelas bahwa karbondioksida dan uap air dilepas ke udara bersama hembusan napas, sedang energi sebagian berupa panas untuk memelihara suhu badan dan sebagian berupa energi yang berguna untuk melakukan kegiatan tubuh.

Pernapasan adalah suaatu proses ganda yaitu terjadinya pertukaran gas di dalam jaringan (pernasan dalam), yang terjadi di dalam paru-paru disebut pernapasan luar. Pada pernapasan melalui paru-paru atau respirasi eksternal, oksigen dihisap melalui hidung dan mulut. Pada waktu bernapas, olsigen masuk melalui batang tenggorokan atau trakea da pipa bronkhial ke alveoli, dan erat hubungannya dengan darah didalam kapiler pulmonaris.

 Penyakit pada saluran pernapasan sangat beraneka ragam, yang di sebabkan oleh bermacam-macam partikel, seperti debu, asap dan lain-lain. Sehingga dapat menyebabkan penyakit pada saluran pernapasan seperti, penyakit asbestosis, silikosis, dan lain-lain.
I.2. Rumusan Masalah

1.      Apakah yang dimaksud dengan asbestosis?
2.      Apakah penyebab dari penyakit asbestosis?
3.      Bagaimana gejala dari penyakit asbestosis?
4.      Bagaimana cara mencegah penyakit asbestosis?
5.      Bagaimana cara penyembuhan penyakit asbestosis?

I.3. Tujuan

1.     Tujuan umum

Dengan adanya pembuatan makalah ini bertujuan untuk  membuat mahasiswa berpikir kritis dan mendukung kegiatan belajar-mengajar jurusan Kesehatan Masyarakat khususnya mata kuliah Dasar Kesehatan Kerja.

2.     Tujuan khusus

Agar lebih memahami tentang penyakit asbestosis.

 I.4. Manfaat

Mendapatkan pengetahuan tentang penyakit asbestosis dari penyebabnya, gejalanya, diagnosanya, pencegahannya dan penyembuhannya.









BAB II
ISI
II.1. Pengertian Penyakit Asbestosis
Asbestosis adalah suatu penyakit saluran pernapasan yang terjadi akibat menghirup serat-serat asbes, dimana pada paru-paru terbentuk jaringan parut yang luas.
Penyakit Asbestosis adalah penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh  debu atau serat asbes yang mencemari udara. Asbes adalah campuran dari berbagai macam silikat, namun yang paling utama  adalah Magnesium silikat. Debu asbes banyak dijumpai pada pabrik dan industri yang menggunakan asbes, pabrik pemintalan serat asbes, pabrik beratap asbes dan lain sebagainya
Asbestos terdiri dari serat silikat mineral dengan komposisi kimiawi yang berbeda. Jika terhisap, serat asbes mengendap di dalam dalam paru-paru, menyebabkan parut. Menghirup asbes juga dapat menyebabkan penebalan pleura (selaput yang melapisi paru-paru).
II.2. Penyebab Penyakit Asbestosis
Menghirup serat asbes bisa menyebabkan terbentuknya jaringan parut (fibrosis) di dalam paru-paru. Jaringan paru-paru yang membentuk fibrosis tidak dapat mengembang dan mengempis sebagaimana mestinya. Beratnya penyakit tergantung kepada lamanya pemaparan dan jumlah serat yang terhirup.
Pemaparan asbes bisa ditemukan di industri pertambangan dan penggilingan, konstruksi dan industri lainnya. Pemaparan pada keluarga pekerja asbes juga bisa terjadi dari partikel yang terbawa ke rumah di dalam pakaian pekerja.
Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh asbes diantaranya:
  • Plak pleura (klasifikasi)
  • Mesotelioma maligna
  • Efusi pleura.

II.3. Gejala Penyakit Asbestosis
Gejala asbestosis muncul secara bertahap dan baru muncul hanya setelah terbentuknya jaringan parut dalam jumlah banyak dan paru-paru kehilangan elastisitasnya.
Gejala pertama adalah sesak napas ringan dan berkurangnya kemampuan untuk melakukan gerak badan. Sekitar 15% penderita, akan mengalami sesak napas yang berat dan mengalami kegagalan pernapasan.
Perokok berat dengan bronkitis kronis dan asbestosis, akan menderita batuk-batuk dan bengek. Menghirup serat asbes kadang-kadang dapat menyebabkan terkumpulnya cairan pada ruang antara kedua selaput yang melapisi paru-paru. Meskipun jarang, asbes juga bisa menyebabkan tumor pada pleura yang disebut mesotelioma atau pada selaput perut yang disebut mesotelioma peritoneal.
Mesotelioma yang disebabkan oleh asbes bersifat ganas dan tidak dapat disembuhkan. Mesotelioma umumnya muncul setelah terpapar krokidolit, satu dari 4 jenis asbes. Amosit, jenis yang lainnya, juga menyebabkan mesotelioma.Krisotil mungkin tidak menyebabkan mesotelioma tetapi kadang tercemar oleh tremolit yang dapat menyebabkan mesotelioma. Mesotelioma biasanya terjadi setelah pemaparan selama 30-40 tahun.
Kanker paru-paru akan terjadi pada penderita asbestosis yang juga merokok, terutama mereka yang merokok lebih dari satu bungkus sehari.
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan:
  • batuk
  • rasa sesak di dada
  • nyeri dada
  • kelainan kuku atau clubbing of fingers (bentuk jari-jari tangan yang menyerupai tabuh genderang).


II.4. Diagnosa
Pada pemeriksaan fisik dengan menggunakan stetoskop, akan terdengar suara ronki. Untuk memperkuat diagnosis, biasanya dilakukan pemeriksaan berikut:
  • Rontgen dada
  • Tes fungsi paru-paru
  • CT scan paru.
II.5. Pencegahan
Asbestosis dapat dicegah dengan mengurangi kadar serat dan debu asbes di lingkungan kerja. Karena industri yang menggunakan asbes sudah melakukan kontrol debu, sekarang ini lebih sedikit yang menderita asbestosis, tetapi mesotelioma masih terjadi pada orang yang pernah terpapar 40 tahun lalu.

Untuk mengurangi risiko terjadinya kanker paru-paru, kepada para pekerja yang berhubungan dengan asbes, dianjurkan untuk berhenti merokok. Sementara itu guna menghindari sumber penyakit yang akan tersebar pada pihak keluarga, disarankan setiap pekerja untuk mencuci pakaian kerjanya di pabrik, dan menggantinya dengan pakaian bersih untuk kembali ke rumah. Sehingga semua pakaian kerja tidak ada yang dibawa pulang, dan pekerja membersihkan diri atau mandi sebelum kembali kerumah masing-masing.

II.6. Penyembuhan
Pengobatan suportif untuk mengatasi gejala yang timbul adalah membuang lendir/dahak dari paru-paru melalui prosedur postural drainase, perkusi dada dan vibrasi. Diberikan obat semprot untuk mengencerkan lendir. Mungkin perlu diberikan oksigen, baik melalui sungkup muka (masker) maupun melalui selang plastik yang dipasang di lubang hidung. Kadang dilakukan pencangkokan paru-paru. Mesotelioma berakibat fatal, kemoterapi tidak banyak bermanfaat dan pengangkatan tumor tidak menyembuhkan kanker.


BAB III
PENUTUP
III.1. Kesimpulan
            Kesimpulan yang dapat kami ambil dari pembahasan diatas ialah, kami dapat mengetahui tentang penyakit asbestosis, dari mulai penyebabnya sampai dengan cara penyembuhannya.

III.2. Saran
          Saran untuk pekerja :
·         Gunakanlah alat pelindung diri
·         Janganlah memapar diri terlalu lama di lingkungan kerja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar