BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Kesehatan Kerja merupakan spesialisasi
dalam ilmu kesehatan atau ilmu kedokteran beserta praktenya yang bertujuan agar
pekerja memperoleh derajat yang setinggi-tingginya baik fisik, mental,sosial,
dengan usaha-usaha preventif dan kuratif terhadap penyakit-penyakit gangguan
kesehatan yang di akibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan pekerjaan
serta terhadap penyakit-penyakit umum lainnya.
Keselamatan Kerja merupakan
pengendalian secara teknis terhadap peralatan kerja, bahan, proses pengolahan,
landasan tempat kerja, lingkungan kerja, dan cara melakukan pekerjaan sehingga
terhindar dari kecelakaan kerja.
Jadi Kesehatan Keselamatan Kerja
merupakan mencegah timbulnya penyakit dan untuk mencegah terjadinya kecelakaan
kerja.
Setiap makhluk hidup memerlukan energi. Setiap makanan
manusia menghasilkan energi. Energi itu berasal dari makanan. Agar sari-sari
makanan itu dapat diubah menjadi energi, maka makanan harus dioksidasi.
Oksidasi ini berlangsung di dalam sel. Hasil oksidasi adalah energi, dan sisa
oksidasi berupa karbondioksida (CO2) dan uap air (H2O).
Dari persamaan ini, jelas bahwa
karbondioksida dan uap air dilepas ke udara bersama hembusan napas, sedang
energi sebagian berupa panas untuk memelihara suhu badan dan sebagian berupa
energi yang berguna untuk melakukan kegiatan tubuh.
Pernapasan adalah suaatu proses
ganda yaitu terjadinya pertukaran gas di dalam jaringan (pernasan dalam), yang
terjadi di dalam paru-paru disebut pernapasan luar. Pada pernapasan melalui
paru-paru atau respirasi eksternal, oksigen dihisap melalui hidung dan mulut.
Pada waktu bernapas, olsigen masuk melalui batang tenggorokan atau trakea da
pipa bronkhial ke alveoli, dan erat hubungannya dengan darah didalam kapiler
pulmonaris.
Penyakit pada saluran pernapasan sangat
beraneka ragam, yang di sebabkan oleh bermacam-macam partikel, seperti debu,
asap dan lain-lain. Sehingga dapat menyebabkan penyakit pada saluran pernapasan
seperti, penyakit asbestosis, silikosis, dan lain-lain.
I.2. Rumusan
Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan asbestosis?
2. Apakah penyebab dari penyakit asbestosis?
3. Bagaimana gejala dari penyakit asbestosis?
4. Bagaimana cara mencegah penyakit asbestosis?
5. Bagaimana cara penyembuhan penyakit asbestosis?
I.3. Tujuan
1. Tujuan umum
Dengan adanya pembuatan makalah ini
bertujuan untuk membuat mahasiswa berpikir kritis dan mendukung kegiatan
belajar-mengajar jurusan Kesehatan Masyarakat khususnya mata kuliah Dasar
Kesehatan Kerja.
2. Tujuan khusus
Agar lebih memahami tentang penyakit
asbestosis.
I.4. Manfaat
Mendapatkan pengetahuan tentang
penyakit asbestosis dari penyebabnya, gejalanya, diagnosanya, pencegahannya dan
penyembuhannya.
BAB II
ISI
II.1. Pengertian Penyakit Asbestosis
Asbestosis adalah suatu penyakit
saluran pernapasan yang terjadi akibat menghirup serat-serat asbes, dimana pada paru-paru
terbentuk jaringan parut yang luas.
Penyakit
Asbestosis adalah penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh debu atau
serat asbes yang mencemari udara. Asbes adalah campuran dari berbagai macam
silikat, namun yang paling utama adalah Magnesium silikat. Debu asbes
banyak dijumpai pada pabrik dan industri yang menggunakan asbes, pabrik
pemintalan serat asbes, pabrik beratap asbes dan lain sebagainya
Asbestos
terdiri dari serat silikat mineral dengan komposisi kimiawi yang berbeda. Jika
terhisap, serat asbes mengendap di dalam dalam paru-paru, menyebabkan parut.
Menghirup asbes juga dapat menyebabkan penebalan pleura (selaput yang melapisi
paru-paru).
II.2. Penyebab Penyakit Asbestosis
Menghirup serat asbes bisa
menyebabkan terbentuknya jaringan parut (fibrosis) di dalam paru-paru. Jaringan
paru-paru yang membentuk fibrosis tidak dapat mengembang dan mengempis
sebagaimana mestinya. Beratnya penyakit tergantung kepada lamanya pemaparan dan
jumlah serat yang terhirup.
Pemaparan asbes bisa ditemukan di
industri pertambangan dan penggilingan, konstruksi dan industri lainnya.
Pemaparan pada keluarga pekerja asbes juga bisa terjadi dari partikel yang
terbawa ke rumah di dalam pakaian pekerja.
Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh asbes diantaranya:
- Plak
pleura (klasifikasi)
- Mesotelioma
maligna
- Efusi
pleura.
II.3. Gejala
Penyakit Asbestosis
Gejala asbestosis muncul secara
bertahap dan baru muncul hanya setelah terbentuknya jaringan parut dalam jumlah
banyak dan paru-paru kehilangan elastisitasnya.
Gejala pertama adalah sesak napas ringan dan berkurangnya kemampuan
untuk melakukan gerak badan. Sekitar 15% penderita, akan mengalami sesak napas
yang berat dan mengalami kegagalan pernapasan.
Perokok berat dengan bronkitis kronis dan
asbestosis, akan menderita batuk-batuk dan bengek. Menghirup serat asbes
kadang-kadang dapat menyebabkan terkumpulnya cairan pada ruang antara kedua
selaput yang melapisi paru-paru. Meskipun jarang, asbes juga bisa menyebabkan tumor pada pleura yang disebut
mesotelioma atau pada selaput perut yang disebut mesotelioma peritoneal.
Mesotelioma yang disebabkan oleh
asbes bersifat ganas dan tidak dapat disembuhkan. Mesotelioma umumnya muncul
setelah terpapar krokidolit, satu dari 4 jenis asbes. Amosit, jenis yang
lainnya, juga menyebabkan mesotelioma.Krisotil mungkin tidak menyebabkan
mesotelioma tetapi kadang tercemar oleh tremolit yang dapat menyebabkan
mesotelioma. Mesotelioma biasanya terjadi setelah pemaparan selama 30-40 tahun.
Kanker paru-paru akan terjadi pada
penderita asbestosis yang juga merokok, terutama mereka yang merokok lebih dari
satu bungkus sehari.
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan:
- batuk
- rasa sesak di dada
- nyeri dada
- kelainan kuku atau clubbing of fingers (bentuk
jari-jari tangan yang menyerupai tabuh genderang).
II.4.
Diagnosa
Pada pemeriksaan fisik dengan
menggunakan stetoskop, akan
terdengar suara ronki. Untuk memperkuat diagnosis, biasanya dilakukan
pemeriksaan berikut:
- Rontgen dada
- Tes fungsi paru-paru
- CT scan paru.
II.5. Pencegahan
Asbestosis dapat dicegah dengan mengurangi kadar serat dan debu asbes di
lingkungan kerja. Karena industri yang menggunakan asbes sudah melakukan
kontrol debu, sekarang ini lebih sedikit yang menderita asbestosis, tetapi
mesotelioma masih terjadi pada orang yang pernah terpapar 40 tahun lalu.
Untuk mengurangi risiko terjadinya kanker paru-paru, kepada para pekerja
yang berhubungan dengan asbes, dianjurkan untuk berhenti merokok. Sementara itu
guna menghindari sumber penyakit yang akan tersebar pada pihak keluarga,
disarankan setiap pekerja untuk mencuci pakaian kerjanya di pabrik, dan
menggantinya dengan pakaian bersih untuk kembali ke rumah. Sehingga semua
pakaian kerja tidak ada yang dibawa pulang, dan pekerja membersihkan diri atau
mandi sebelum kembali kerumah masing-masing.
II.6. Penyembuhan
Pengobatan suportif untuk mengatasi
gejala yang timbul adalah membuang lendir/dahak dari paru-paru melalui prosedur
postural drainase, perkusi dada dan vibrasi. Diberikan obat semprot untuk
mengencerkan lendir. Mungkin perlu diberikan oksigen, baik melalui sungkup muka
(masker) maupun melalui selang plastik yang dipasang di lubang hidung. Kadang
dilakukan pencangkokan paru-paru. Mesotelioma berakibat fatal, kemoterapi tidak
banyak bermanfaat dan pengangkatan tumor tidak menyembuhkan kanker.
BAB III
PENUTUP
III.1. Kesimpulan
Kesimpulan
yang dapat kami ambil dari pembahasan diatas ialah, kami dapat mengetahui
tentang penyakit asbestosis, dari mulai penyebabnya sampai dengan cara
penyembuhannya.
III.2. Saran
Saran
untuk pekerja :
·
Gunakanlah alat
pelindung diri
·
Janganlah
memapar diri terlalu lama di lingkungan kerja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar